(yang) Jatuh Suka
Aku pernah berpikir bahwa menyukai seseorang itu selalu disertai harapan. Tapi untukmu, entah kenapa.. tidak. Aku tidak menuntut apa-apa. Tidak ingin mengubah arah hidupmu agar menuju padaku. Tidak ingin menjadi pusat duniamu. Aku hanya ingin jujur bahwa kamu dengan cara yang sangat biasa berhasil menggetarkan bagian diriku yang sudah lama sepi. Tanpa trik. Tanpa paksaan. Hanya dengan menjadi dirimu sendiri.
Aku tidak tahu apakah ini wajar. Mungkin bagi sebagian orang, ini cuma perasaan remeh yang akan hilang dalam beberapa waktu. Tapi buatku, ini semacam ruang teduh. Tempat di mana aku bisa bernaung, meski kamu bahkan tak sadar sedang menaungi. Kamu tak mengundangku ke sana. Tapi aku diam-diam berdiri di ambang pintumu, hanya untuk mendengar napasmu lewat jarak. "Jatuh" pada cara kamu tertawa tanpa dibuat-buat. Pada caramu memperhatikan sekitar tanpa merasa harus menguasai apa pun. Pada gestur kecilmu yang tidak pernah berniat memikat siapa-siapa, tapi justru membuatku terpikat. Dan aku tahu, ini semua bukan salahmu. Kamu punya magis yang tak bisa dijelaskan. Bukan karena kamu mencoba memesona, tapi karena kamu memang begitu. Aku tak bisa menyalahkanmu, seperti aku tak bisa menyalahkan matahari yang terbit setiap pagi. Ia hanya menjadi dirinya sendiri dan dunia tetap jatuh cinta padanya.
Kadang aku membayangkan, jika suatu saat kamu tanpa sengaja melihatku, hanya sekilas saja.. Apakah kamu akan menyadari sesuatu? Mungkin tidak. Tapi di kepalaku, aku membayangkannya. Aku bayangkan kamu menatapku, lalu mengangguk kecil. Dan entah kenapa, dalam imajinasi itu, aku merasa cukup. Rasanya seperti mimpi yang tak perlu terlalu panjang. Sekalipun cukup. Karena aku bukan sedang mengejar romansa. Aku hanya ingin tahu, bahwa aku pernah benar-benar ada di sekitarmu, walau hanya sebentar.

Comments
Post a Comment