Rawat Inap (lagi)

Bingung nentuin kalimat pembukanya wkwk. 
Aku nulis ini dibalik selimut karena cuaca sedang hujan (sungguh, berada dibalik selimut dikasur yang empuk ketika cuaca dingin karena hujan adalah perasaan yang nikmat sekali). 
Belakangan ini cuaca memang sering hujan, jadi seringkali kita pekerja yang menggunakan motor basah kuyup ketika berangkat ataupun pulang kerja, termasuk hari ini tadi, aku pulang kerja kehujanan sepanjan jalan dan ketika sampai rumah badan gak enak banget rasanya. Dan lagi aku baru sembuh sakit jadi badan berasa belum fitt. 

Ngomong-ngomong soal sakit (yahh aku orangnya emang sering banget sakit, dan beberapa tahun ini aku selalu ada opname sekali dalam setahun). Awalnya aku fikir aku sering sakit karena "bok", tapi ternyata setelah aku berhenti jadi pengelola bok pun aku tetap opname wkwk, jadi ternyata bok bukanlah satu-satunya penyebab aku masuk rumah sakit. Mungkin aku harus sesegeranya menemui psikolog untuk "meluruskan" apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, aku sakit fisik yang sama aja sebenarnya dengan orang kebanyakan tapi entah kenapa harus berakhir opname karena pemikiran liar dikepala yang membuat fisik rasanya mau "mati", aku rasa hal ini harus direpair.

Sampai saat ini aku terhitung sudah 4 kali rawat inap dirumah sakit :
- pertama tahun 2018, waktu itu aku kena pneumonia dan batuk yang lumayan lama, dan karena itu pertama kalinya aku masuk RS jadi kaya i have no clue. 
- kedua tahun 2022, ini pas pertama aku jadi pengelola bok dan ada sedikit syok wkwk, disini aku awalnya hanya flu dan sakitnya berkembang menjadi gangguan-gangguan fisik lainnya sampai aku harus opname, dan disinilah aku pertama menyadari kalau aku punya masalah kecemasan berlebih atau anxiety. Setelah dari rs aku konsul kepsikolog dan berkat itu aku menjadi jauh lebih baik dan cepat sembuh sakit. 
- ketiga tahun 2024, ini juga awalnya hanya karena flu dan setelah berminggu-minggu tidak membaik aku kerumah sakit dan didiagnosa tifus. Dan kali ini juga sama, masalah mental menambah buruk sakit fisik yang sudah ada. 
- keempat, ditahun ini / 2025. Ini adalah opname yang gak expect karena aku merasa hanya sakit ringan aja (tidak merasa hampir "mati" kaya sakit ditahun-tahun sebelumnya), bahkan tujuan ke RS nya buat berobat jalan aja, tapi ternyata pas periksa lagi-lagi diagnosanya tifus dan dokternya langsung nyaranin rawat inap. Ini alur opname "termudah" yang pernah aku alami, karena sakit tahun-tahun sebelumnya itu dokter masih nyaranin buat rawat jalan aja padahal kondisiku sudah setengah mampus dan aku agak memaksa agar opname karena gak ada perbaikan dirumah. Tapi kali ini malah dokternya yang nyaranin opname padahal aku merasa tidak separah itu. Tetapi aku dan keluarga milih ngikutin saran dokter karena sakit tifus dirawat inap tentunya penyembuhannya akan lebih bagus dibandingkan hanya minum obat dirumah (dan juga aku adalah orang yang sangat SUSAH minum obat). 

Okee.. Aku akan menuliskan rangkaian peristiwa pengalaman aku opname kali ini (yang keempat dan semoga jangan ada lagi opname-opname lainnya *hikss). 
Berawal dari hari pertama ramadhan, aku ikut mama kepasar ramadhan beli makanan buat buka puasa, pas sampai pasar turunlah hujan yang lumayan lebat, kami neduh dan nungguin hujannya reda, tapi karena hari udah makin sore dan hujan belum ada tanda-tanda berhenti, kami mutusin pulang pakai jas hujan. Sebenarnya belakangan aku udah sering banget pulang/berangkat kerja ujan-ujanan dan Alhamdulillah gak ada sakit-sakit. Tapi habis kehujanan dipasar ramadhan itu besoknya aku sakit tenggorokan, wah tanda-tanda akan flu sepertinya, jadi aku minum vitamin dan obat flu buat jaga-jaga. Setelah minum obat jadi agak baikan dan aku masuk kerja seperti biasanya dengan flu batuk ringan. Sampai sekitaran 5 hari kemudian ada pertemuan di dinas kesehatan (entah kebetulan atau gimana, tahun lalu aku juga sakit menjadi-jadi dan opname setelah pulang dari pertemuan dinas kesehatan, jadi agak trauma wkwk). Pas jam pulang pertemuan itu cuaca PANAS BANGET, aku belum pernah merasa cuaca sepanas itu kayanya, entah karena aku yang memang sedang sakit atau memang cuaca hari itu kelewat panas, pas dijalan pulang aku merasa kaya kebakar aja seluruh tubuh, untung aja perjalanan dari dinkes kerumah tidak sejauh kaya dari haruai, bisa-bisa pingsan dijalan mungkin. Pas sampai rumah aku langsung minum paracetamol, tapi sama sekali gak ada efeknya bahkan panasnya turun sedikitpun tidak ada. Aku yang dari pagi udah lumayan demam ditambah kena panas matahari jadi semakin menjadi-jadi. Aku minum air putih satu gelas setiap jam dan sama sekali gak berpengaruh apa-apa, nafas dan mulut berasa kaya ada bara api (oke hiperbola, tapi beneran sepanas itu). 3 butir paracetamol diminum hari itu gak ada efek sama sekali, dan malam harinya aku diantar mama ke RS Pertamina buat berobat dan kalau bisa infus paracetamol karena obat minum gak ada efek apa-apa. Awalnya aku mau kepoli umumnya tapi karena dirasa mungkin akan lama dan antri, akhirnya langsung ke UGD saja dan Alhamdulillah UGD kosong melompong (mungkin karena bulan puasa kali ya), dan langsung diperiksa sama dokternya. Karena aku demam udah berhari-hari jadi dicek darah dan hasilnya ada infeksi typoid alias tipes, dan dokternya nyaranin rawat inap aja. Aku dan mama agak sedikit kaget karena kami gak ada fikiran kalau bakal diopname mengingat aku tidak sakit parah. Tapi akhirnya kami memilih opname karena tentu perawatannya akan lebih baik dibandingkan dirumah, dan jarak dari Pertamina kerumahku lumayan dekat jadi gak susah buat keluarga mau bolak balik pulang. 
Akhirnya malam itu aku langsung pindah kekamar ranap, aku dikamar kelas 2 karena kelas 1 katanya udah penuh, jadi kamarnya isi 2 orang, tapi dimalam pertama itu pasiennya hanya aku sendirian, jadi mamaku bisa tidur diranjang pasien satunya. Dan seperti biasa, masalah utamaku ditempat baru adalah sulit tidur, mamaku malah yang lebih tidur nyenyak wkwk. 
Hari kedua, ternyata ada pasien baru yang mengisi bed pasien satunya. Beliau seorang nenek yang awalnya kupikir sedikit agak rese wkkw maafkan. Baru juga masuk beliau udah jatuh diwc karena fisiknya yang lumayan lemah tapi memaksakan untuk tetap jalan kewc. Karena fisik beliau yang lumayan berisi, anak beliau yang jaga dan mamaku yang nyoba bantui untuk angkat bahkan tidak mampu, akhirnya manggil perawat dan 4 orang perawat yang akhirnya mampu membawa beliau kembali ketempat tidur. Oleh perawat diedukasi kalau beliau tidak boleh banyak gerak karena ternyata beliau ada masalah jantung. Jadi kalau mau buang air disarankan untuk pakai pampers aja atau pasang kateter. Gak lama setelah itu, anak dan cucu-cucunya datang menjenguk dan jadilah ruangan lumayan ribut, jujur aku agak terganggu dengan kamar rumah sakit yang berisik karena itu biasanya aku selalu pengen dikelas 1 yang untuk satu pasien aja biar gak keganggu sama orang lain (aka keluarga/pengunjung pasien lain). Untunglah kunjungan keluarga itu tidak lama dan hanya 1 orang anak beliau saja yang lanjut menunggu, tetapi malam harinya situasi mengganggu kembali muncul ketika nenek pengen ke WC karena merasa gak enak buang air dipampers, anaknya udah ngingetin kalau beliau gak boleh ke WC takut jatuh kaya tadi siang, tapi sinenek tetap ngeyel jadi anaknya kaya agak marah dan ngomong dengan suara tinggi, dan berlanjutlah negosiasi alot mereka sampai beberapa saat, aku dan mama jadi gak bisa tidur karena terganggu sama situasi tersebut. Tapiiiii dari beberapa kali pengalaman diopname, aku belajar kita harus legowo sama keadaan / situasi dirumah sakit, karena karakter orang beda beda, dan tujuan utama kita dirawat adalah untuk mendapatkan pengobatan medis terbaik, soal suasana "riuh" yang kadangkali muncul adalah diluar kendali kita. 
Hari ketiga aku udah lumayan sehat, sebenarnya dari hari pertamapun aku tidak drop, masalah panas yang kurasakan sebelum ke RS pun bisa diatasi dihari pertama sebenarnya, aku mendapatakan infus paracetamol hanya 1 botol aja, sisanya infus biasa aja untuk perawatan dan memasukan obat. Jadi aku di RS kaya biasa-biasa aja sebenarnya (tapi gak sesehat itu juga sih, badan terasa ngilu, kepala pusing dan asam lambung juga kambuh). Dihari ketiga itu mama pulang karena besok dirumah mau haulan almarhum nini, dan pas malam habis buka puasa baru mama datang lagi buat nemenin tidur, sebenarnya aku gak apa-apa banget walau sendirian siang-malam karena aku bisa ngapa-ngapain sendiri baik itu makan, ke wc ataupun ada keperlua lainnya. Tapi namanya juga mama yang terlalu sayang sama anak, mamaku tetap milih bolak-balik RS buat nyiapin keperluan dirumah sambil jagain aku. 
Jadi, hari ketiga dan seterusnya aku kalau siang sendirian di RS dan malamnya mamaku datang. Karena udah berhari-hari, aku jadi kebiasa dengan hecticnya pasien nenek disamping wkwk, yang Alhamdulillahnya ke-rese-annya udah berkurang, walau keluarga beliau masih datang silih berganti tapi aku udah gak terlalu peduli dan aku udah mulai bisa tidur nyenyak dirumah sakit. Akhirnya 5 hari opname aku boleh pulang, tapi masalah baru muncul saat udah pulang dirumah, asam lambung aku kambuh lumayan (udah lama aku gak ngerasa gejala asam lambung yang lumayan mengganggu kaya gini). Perut terasa perih dan gak enak banget, biasanya saat aku opname tahun-tahun sebelumnya gejala kaya ini akan muncul dari hari pertama sampai ketiga perawatan, mungkin karena banyaknya obat suntik yang aku terima yang bikin lambung perih, tapi dirspt ini setiap akan suntik obat selalu diawali dengan suntikan obat lambung terlebih dahulu jadi efek obat lain gak terlalu berasa. Btw ini kali pertama aku opname di RS Pertamina, sebelum-sebelumnya aku selalu opname di RSUD Tanjung, dan pelayanan pengobatan dikedua RS ini agak berbeda menurutku, nanti aku review dibawah (niat amat review rumah sakit). Lanjut kembali kecerita utama, karena di RS aku kebiasaan suntik rutin obat lambung, pas dirumah jadi berasa banget perbedaanya badan, ditambah aku juga masih mengkonsumsi beberapa obat yang bikin perut terasa tidak nyaman, aku coba minum obat lambung pun gak ngefek apa-apa malah nambah mual. Jadi aku memilih minum madu buat netralin lambung dan syukurnya sedikit membantu. Dan sampai ini aku bikin tulisan ini kira-kira udah 9 hari pasca pulang RS, kondisi aku belum fitt total dan sesekali masih berasa gak enak badan, tapi Alhamdulillah udah jauh lebih membaik, semoga aku sehat terus dan gak sakit-sakit lagi ya Allah, Aamiin.. 

Ohh iyaa, tadi aku mau review perbedaan pelayanan di rsud dan rspt yang pernah aku alami, sebenarnya sangat gak penting, tapi aku pengen nulis aja, hahaha.. 
- Suasana UGD yang berbeda, jika di RSUD lumayan hectic karena pasien yang lumayan banyak, di RSPT lebih kondusif. Trus pelayanan nakesnya UGD nya lebih humanis di RSPT dibandingkan di RSUD (dan ternyata opiniku ini sejalan dengan pendapat banyak orang, barusan tadi lihat dipostingan instagram dimana masyarakat banyak mengeluhkan sistem pelayanan di RSUD terutama di UGD nya, entah apa alasan hal demikian, kita sebagai pasien hanya beropini sesuai pelayanan yang kita terima. 
- Pelayanan dikamar rawat inap. Kalau dalam hal ini kedua-duanya bagus menurutku, berkali-kali rawat inap aku mendapatkan pelayanan yang bagus dari nakes dan staffnya ditiap ruangan. Alhamdulillah belum pernah nemu pelayanan nakes yang judes kaya cerita disosmed-sosmed (kecuali UGD beda lagi ceritanya wkwk). 
- Pengobatan. Kedua-duanya punya layanan pengobatan yang bagus (dan itu terbukti karena aku bisa sembuh wkwk), tapi ada sedikit perbedaan dari obat dan suplemen yang diberikan sepengamatanku. Setidaknya dari aku ranap tahun lalu di RSUD dan tahun ini di RSPT dengan diagnosis yang sama yakni tifus. Pengobatan di RSPT lebih sederhana menurutku, benar-benar aku hanya diberikan suntikan antibiotik dan obat lambung/mual, lalu ada obat batuk dalam bentuk tablet karena aku juga batuk pas masuk RS, itu aja. Kalau di RSUD pengobatannya sedikit lebih banyak, obat untuk pengobatan penyakit dan ada infus untuk nutrisi atau vitamin (ini yang aku suka karena membuat badan jadi lebih bertenaga, apalagi kalau kita gak nafsu makan), tapi di RSPT tidak ada tambahan seperti itu  aku gak tahu kenapa. Sama yang membedakan adalah obat untuk lambung tadi, jika di RSUD tidak ada suntikan obat lambung hanya diberi obat minum sehingga hari awal-awal opname itu perut akan berasa gak enak karena beradaptasi dengan banyaknya obat, kalau di RSPT obat lambungnya disuntikan diawal sebelum obat suntik lainnya. Aku gak paham perbedaan alur pengobatan tersebut padahal dokter speasialis dikedua rumah sakit tersebut adalah orang yang sama. 
- Cleaning service. Kalau di RSUD itu biasanya jadwal bersih-bersih ruangan dan wc hanya sekali sehari, tapi kalau di RSPT 3 kali sehari bahkan lebih, dan petugas kebersihan yang bersihin ruangan dan bersihin wc beda orang, benar-benar top kebersihannya rspt. 
- Makanan. Sebenarnya makanan RS mau seenak apapun kayanya gak ngaruh karena lidah orang sakit berasa pahit aja. Tapi disini aku menilainya dari keberagaman menu, di RSUD menu makanan pasien cendrung monoton dan itu-itu aja, tapi di RSPT menu makanan hariannya beragam, dari yang awalnya "makanan khas rumah sakit" banget, hari-hari selanjutnya jadi lebih enak ketika kita udah lumayan sehat. Snacknya juga lumayan enak di RSPT, dan opname kali ini aku kalau udah jam-jam sore kaya menantikan banget snack apa yang dikasih hari itu karena gak sabar mau makannya wkwkwk konyol, mungkin karena opname kali ini aku gak parah jadi lidah masih berasa enak-enak aja. 
- Apalagi ya? Alur pelayanan dan pengambilan obat kali ya  di RSPT lebih simpel karena kebanyakan administrasi diurusin perawat jadi mamaku gak repot urus ini itu kesana kemari, sama ngambil obat keapotek sudah dilakukan petugas, kalau di RSUD itu setiap obat pasien harus diambilkan oleh keluarga yang jaga. Di RSPT ngambil obat sendiri itu hanya pas saat pulang aja, itupun langsung ambil aja karena resepnya sudah dikasihkan sama perawatnya. 
Itu aja kali ya review-reviewnya, dan review ini sama sekali gak ada tujuan memberikan penilaian buruk pada RS tertentu, karena aku sangat tertolong mendapatkan pengobatan di 2 rumah sakit yang ada di Tanjung. Jadi tulisan ini hanya arsip cerita aja buat jadi bacaan aku dikemudian hari. 

Sampai sini dulu tulisan kali ini, jari udah pegel ngetiknya, dan tulisan ini bisa selesai dalam sekali waktu (hebatt karena biasanya aku nulis blog selalu bersambung beberapa hari dan jadi keburu males wkwk). 
Dan yang paling penting semoga aku sehat terussss dan gak sakit-sakit lagi, Aamiin... 

Rekam jejak foto-foto selama di rspt :














Comments

Popular Posts