Farewell (again), Ka Isna!!

Salah satu momen yang pernah aku "takutkan" akhirnya terjadi.
Issue kalau ka Isna pernah mengajukan usulan untuk pindah kantor sudah pernah terjadi beberapa tahun silam, kala itu masih sangat "bergantung" dengannya ditempat kerja, rasanya aku tidak akan mampu bertahan kalau tidak ada dia (karena saat itu aku masih belum mampu beradaptasi, ya! aku memerlukan waktu yang cukup lama untuk melebur dengan kantor). Sampai suatu saat terjadi gempuran bok dan sejak itu menjadi mandiri dan tidak menggantungkan diri dengan ka Isna lagi, wkwk. 

Tetapi rasa sedih tentunya tidak akan dapat dihindarkan, aku menjalani tahun demi tahun yang panjang (terhitung 6 tahun) dengannya, Ka Isna adalah orang pertama yang aku kenal didunia pekerjaan. Kami melewati banyak perjalanan, pengalaman, suka dan suka. Momen pertama kali, aku masih ingat di H-1 sebelum masuk kerja, aku whatsapp dia buat ngajakin bareng kekantor bareng besok, dan besoknya ketika sampai dikantor ternyata kami kepagian, jadi sembari nunggu orang-orang kantor datang kami makan soto di warung dekat kantor. Sejak saat itu aku serasa punya ikatan batin dengannya, mengerjakan kerjaan kantor dalam luar dan gedung. Aku yang kala itu masih terlalu kosong karena baru lulus kuliah langsung jadi pns, sangat amat banyak dibantu olehnya, aku juga belajar banyak dari ka Isna karena dia orangnya pintar, sangat humble dan banyak akal dalam menjalani pekerjaan. Dia juga kesenangan banyak orang kantor dan masyarakat wilayah kerja kami, jadi ketika dia pindah bukan cuma aku yang merasa sedih tapi literally banyak orang.

Sedihnya lagi, diawal tahun lalu aku kehilangan Rahmi yang juga pindah kantor karena lulus cpns dan diagustus disusul kembali oleh ka Isna, aku seperti kehilangan kawan dekat berturut-turut. Tapiiii hidup harus terus berjalan, aku mendukung segala pilihan hidup kawan-kawanku dan melanjutkan kembali hidupku walau tanpa mereka menyertai.

Jadi, sehari sebelum ka Isna keluar kantor kami mengadakan perpisahan kecil-kecilan. Sialnya pagi itu aku kena diare setelah kemaren makan taichan kebanyakan (entah karena sambelnya atau karena taichannya yang terkontaminasi kuman). Diarenya cukup parah, aku bahkan sempat infus karena gak tahan nyerinya dan minum obat juga gak mempan, bahkan samapi sore menjelang acara aku hampir gak jadi ikut karena badan terasa lemas banget, tapii aku sangat menyayangkan karena ini acara perpisahan ka Isna dan mungkin setelah ini kami akan sulit kumpul lagi. Setelah berjam-jam drama akhirnya ka Isna mutusin buat jemput aku kerumah (wkwk effort banget), karena aku kayaya gak sanggup buat naik motor sendiri ketempat acara, dan kawan-kawan yang lain gak ada yang rumahnya searah sama aku. Sungguh merepotkan, aku berangkat dengan keadaan lemas dan pucat, tapi syukurlah waktu itu aku tetap memaksakan ikut karena suasananya menyenangkan dan aku jadi kebawa senang sehingga sakitnya gak terasa lagi. 
Dan begitulah sepanjang sore itu kami lewati dengan cerita-cerita flashback, sedih-sedihan dan tentunya saling menguatkan. Harapanku, semoga persahabatanku dengan ka Isna tidak berujung asing walau kami beda tempat kerja, karena dia sudah seperti kakak dan keluargaku sendiri. Entah dimasa depan kami akan menjadi apa dan bagaimana, tetapi apapun itu segala kenangan di hardway akan menjadi bagian abadi dalam perjalanan hidup kami.

Dan sekarang, sebulan pasca ka Isna pindah, kami masih selalu kontekan tiap hari, cerita kejadian dikantor masing-masing dan membahas hal-hal random didunia ini, wkwkwk.

#Arsip Kenangan : 








Comments

Popular Posts