2024 Ending
31 Desember malam, pukul 7:13, aku menulis postingan ini sembari mendengarkan lagu favoritku sepanjang masa 'Payung Teduh-Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan' (silahkan play sembari membaca, anggap aja jadi soundtrack tulisan ini, hehe.
Sebenarnya aku bingung mau menuliskan apa, berhubung aku gabut gak ngapa-ngapain, tidak ada pilihan pengusir kejenuhan lain selain menulis blog saja. Orang rumah juga pada diluar, adik aku closing kerjaan dikantor sampai malam dan lanjut tahun baruan dengan teman-teman kantornya, mama ada acara bakar-bakaran dirumah acilku, hanya aku dan abah yang ada dirumah, tapi abah sibuk dengan hpnya dikamar sebelah.
Aku jadi keinget momen-moment tahun baru (jauh) beberapa tahun silam, acara kumpul-kumpul sama kawan-kawan dikampung (kawan-kawaku sedari SD), seru banget dan selau rutin setiap tahun, tapi sejak kami kerja dan beberapa sudah menikah, kami gak pernah ngumpul-ngumpul lagi, sungguh aku sangat merindukan moment tersebut yang rasanya tidak sama ketika aku bersama dengan teman-teman baru. Jadi beberapa tahun belakangan aku lebih memilih acara tahun baruan dirumah bersama keluarga dan sepupu-sepupu, dan kali ini karena acaranya dirumah acilku yang lumayan agak (sedikit) jauh, aku mager ikut dan lebih mending dirumah aja, ntah mengapa tahun ketahun energi bersosialisasi semakin berkurang, huhu.
Jika menilik kembali bagaimana tahun 2024, jawabanku adalah (masih) sama seperti tahun-tahun sebelumnya, struggle dan berbagai kejadian yang aku alami (baik senang atapun sedihnya) masih terasa vibes yang sama, nothing special. Aku masih saja belum merasa "puas", belum menemukan sesuatu yang membuatku merasakan "hidup". I dont know what and why.. Dan tentunya aku yang selalu merasa kurang bersyukur padahal Tuhan sudah memberiku begitu banyak :((
Flashback dari awal tahun bulan januari, aku yang memulai tahun baru kala itu dengan sakit-sakitan dan sempat masuk rumah sakit, yang menurutku itu adalah teguran dari Allah karena aku yang terlalu banyak menuntut dan kurang bersyukur (dan kali inipun perasaan macam itu masih ada). Lalu difebruari aku kehilangan sahabatku, ka Pera yang meninggal dunia karena sakit yang dialaminya bertahun-tahun, menjadi reminder buatku bahwa kehidupan hanya sementara dan tak perlu terlalu memikirkan urusan dunia berlebihan, tetapi sepertinya reminder itu tak bertahan lama karena aku kembali terlalu memikirkan dan mengutamakan "dunia" terlebih dalam masalah pekerjaan (maafkan hamba ya Allah). Bulan-bulan selanjutnya berlalu dan aku kembali larut dalam rutinitas pekerjaan yang memuakkan, sorry to say tapi begitulah adanya. Aku mensyukuri pekerjaan yang aku miliki tetapi side jobnya benar-benar membuat kami (aku dan timku muak), karena jobdesknya benar-benar diluar nalar, dari yang tahun-tahun sebelumnya rumit dan tahun ini menjadi lebih rumit dengan adanya tambahan pekerjaan dan alur-alur yang baru, waktu kami lumayan habis hanya untuk mengerjakan side job dibandingkan kerjaan/tupoksi utama. Hal ini membuatku sangat amat tidak berkembang, aku serasa tidak mampu memikirkan dan melakukan hal lain selain hal tersebut, bagaimana tidak memuakan?? Nulisnya aja aku kebawa emosi wkwk, skip lah urusan kerjaan.
Lalu abah juga sempat masuk rumah sakit dipertengahan tahun lalu dan itu juga membuat kami sekeluarga down, karena abah yang sangat jarang sakit tapi sekali sakit malah kelihatan parah dan bikin kami ketar-ketir, untunglah abah bisa kembali pulih dan sehat seperti sedia kala, tolong jaga dan lindungi keluarga hamba ya Allah, karena hanya mereka yang aku punya didunia ini, Aamiin..
Lalu apa lagi ya momen 2024? Aku tidak terlalu ingat karena tidak ada hal-hal memorable yang terjadi sepertinya. Sisanya hanya aku bekerja bekerja dan liburan sesekali.
Oh iya, karena aku lahir di Januari, berarti kalau awal tahun artinya aku akan nambah umur, entah kenapa aku selalu merasa takut ketika tahun baru dan aku semakin dewasa (mungkin karena aku yang merasa nothing), dan tahun ini 2025 usiaku sudah mencapai 30 tahun (ya Allah 10 hari lagi *nangisss) and i'am nobody. Ya ampuun aku merasa setua itu dan belum menjadi "manusia" seutuhnya dibumi ini, aku masih belum menemukan diriku, belum tahu aku akan bagaimana dan belum tahu apa yang akan terjadi dikemudian dan bagaimana aku akan berakhir. Aku sudah tidak memiliki ekspektasi dan hanya berharap keajaiban Tuhan untuk membawaku kejalan dan alur yang seharusnya. Aku ingin jadi "manusia yang merasa hidup", ingin kembali seperti aku yang dulu yang punya impian dan ambisi menjalani hidup.
Aku bersyukur atas segala hal yang telah terjadi di 2024 (dalam segala situasi dan kondisinya), terimakasih Tuhan telah membuat aku kuat dan mampu bertahan menjalani struggle fisik dan mental, terimakasih sudah menempatkan keluarga yang selalu ada, teman-teman yang baik disisiku, dan rezeki yang membuat hidupku nyaman dan terimakasih atas segala hal-hal lainnya yang tidak akan mampu aku jabarkan saking banyaknya.
Wish for 2025?
- Aku lebih bersyukur
- Aku sehat (fisik, mental, sosial, ekonomi)
- Aku bisa bekerja dengan "nyaman" dan lebih mencintai pekerjaan
- DAPAT JODOH (maaf dibold, ini Aamin paling serius karena aku merasa sudah saatnya serius memikirkan dan mengutamakan hal ini, walau jodoh adalah hak mutlak Tuhan , tapi aku akan mengupayakan dalam doa.
- Hidup tenang, nyaman dan bahagia
- Lebih kuat dan stabil dalam menjalani kehidupan.
Apalagi ya ? Itu aja dulu deh, nanti sisanya aku cicil dalam doa aja, wkwk.
Happy new year! Sampai berjumpa dicerita tahun berikutnya, semoga membahagiakan! Aamiin....
Comments
Post a Comment