Hidup Dalam Tempurung
Juli sudah hampir berakhir dan aku tidak menulis apapun dibulan ini. Sebenarnya lumayan banyak hal-hal terjadi dan ingin kutuliskan, tapi hanya sebatas tertulis dalam kepala saja yang aku rangkai setiap malam menjelang tidur dan akan kutuliskan diblog esok harinya pikirku, tetapi tak terealisasi satupun karena kemalasan yang sudah mengakar dan aku beralibi kesibukan pekerjaan mengambil penuh waktuku untuk melakukan hal lainnya. Sungguh ironis.
Aku menyadari betapa rasa malasku sudah mendominasi alur hidup, ya memang beban pekerjaan yang cukup banyak mengambil banyak sekali waktuku, tetapi sebenarnya masih ada sisa waktu-waktu luang yang bisa aku lakukan untuk "produktif" (walau produktif ala-ala) atau aku keluar rumah sekedar menghirup udara dan melihat tanaman hijau, tetapi yang terjadi aku hanya bermain-main sosmed dan terlena dengan rulesnya yang berulang, entah mengapa, aku menyadari ini tak berfaedah tapi masih melakukannya. Dan buruknya, kalau aku sudah "terhipnotis" nikmatnya bermain sosial media, aku akan kehilangan minat melakukan aktifitas-aktifitas yang dulu senang aku lakukan, seperti menulis, bermain gitar, membaca buku, bahkan berbincang dengan orang sekitar. Sebenarnya sosmed yang kumiliki tak sebanyak teman-temanku, tapi dengan sebatas ini waktuku sudah banyak terbuang sia-sia. Sungguh habit yang sangat buruk. Dan yang lebih buruk lagi, aku menyadarinya tapi masih melakukannya, huffthh...
Oke kembali kelaptop, aku melihat story instagram temanku dimana mereka kumpul-kumpul dengan teman lama zaman SMA, yahh aku sedikit merindukan teman-temanku zaman dulu. Jujur saja ada sedikit rasa iri melihat kawan-kawan lama masih keep in touch, dibandingkan diriku yang tidak bisa "menjaga pertemanan" karena aku orangnya tidak bisa berteman dekat/lama dengan circle yang besar. Kawan-kawanku tadi sungguh terlihat produktif, lalu kubuka satu persatu sosial media mereka dan sampai kesebuah blog seorang teman lama (lagi), sudah pernah aku tuliskan dipostingan sebelumnya tentang blog seorang kawan yang sungguh luar biasa hidup dan pencapaiannya, yang mana itu didapatkannya bukan dengan hal yang mudah, banyak usaha-usaha keras yang dilakukannya sampai bisa ketitik ini. Aku senang membaca isi blognya, walau beberapa postingan sudah pernah kubaca sebelumnya. Dan ada satu tulisannya yang menyebutkan kalau dia merasa apa yang didapatnya sampai saat ini masih stagnan dan jauh dari perkembangan teman-temannya. Buseeettt, kalau dia yang sehebat itu merasa masih stagnan gimana gue yang cuma segini, tenggelam didasar laut kali :((( Maksudku, dia dengan berbagai pencapainnya dan berprestasi keliling dunia merasa masih kurang, gimana aku (dan kawan-kawan cupu lainnya) yang hanya bekerja dan tinggal didaerah hahaha, tapi emang manusia gak pernah puas, dan yang pasti tolak ukurnya adalah teman-teman sekitarnya yang juga setara dalam prestasi.
Hanya saja statementnya tadi menjadi ultimatum bagiku, mengapa aku tertinggal begitu jauh padahal dulu kami satu sekolah dan prestasi kami 11:12, cuman sekarang aku berada sangat jauh level dibawahnya. Sesaat aku menelaah sejenak hal-hal yang telah terjadi beberapa tahun belakangan. Sejak kami lulus SMA aku tak berinteraksi lagi dengan beberapa teman, tapi aku mengetahui alur kehidupan mereka karena kami berteman ditwitter, mayoritas kuliah dan tersebar dibeberapa daerah dan provinsi, dengan kesibukan masing-masing dan mulai kurang terkoneksi dengan teman-teman lama. Aku rasa aku terlena dengan kehidupanku masa kuliah karena begitu menyenangkan. Aku punya banyak teman, ikut dan aktif kegiatan forum organisasi, IPK ku juga Alhamdulillah selalu bagus, aku merasa itu sudah cukup saat itu dan tidak banyak memikirkan hal lain kedepannya, menurutku itu adalah kesalahanku saat itu. Andai saja aku tidak merasa puas dan terus mengeksplor kemampuan untuk ikut atau mencoba berbagai hal baru, mungkin saja aku bisa lebih berkembang, intinya aku kebanyakan mager dan terlalu apa adanya (dan tololnya berlangsung sampai sekarang huhu). Yasudah lah ya yang berlalu tidak akan bisa diulang kembali, mungkin aku hanya perlu menata hal kedepan agar aku lebih produktif dan lebih "hidup", sungguh selama bekerja aku merasa kemampuan dan minatku semakin menurun dibandingkan keambisanku zaman dulu, entah apa yang salah, aku lebih senang tidur dan bermalas-malasan saja akhir-akhir ini :((
Dan aku bingung harus memulai apa dan bagaimana, aku mungkin terlalu nyaman hidup didalam tempurung, bekerja dan mengeluh, lalu menunggu gaji setiap bulannya. 'Jangan gitulah, kamu mah beruntung, masih banyak orang diluaran sana yang ingin jadi PNS' ucap mayoritas teman dan keluargaku, haha. Oke, maksudku tak ada yang salah dengan menjadi PNS selama jiwamu memang disana, tapi aku belum menemukan ritmenya disini, entah aku yang salah memilih pekerjaan atau memang aku belum menemukan titik poinnya, dan ini sudah berlangsung kurang lebih 5 tahun tapi aku masih merasa bukan ini yang aku mau. But but but, aku tetap bersyukur dengan apa yang sudah aku dapat sampai saat ini, pekerjaanku saat ini adalah penopang hidupku karena aku bukan orang kaya jadi sangat perlu dana tetap untuk hidup, karena itu walau bekerja dirasa tidak passion tapi aku tetap melakukannya dengan sebaik-baiknya karena ada tanggung jawab besar kita dibalik setiap pekerjaan. Entah sampai kapan bertahan seperti ini, analisa ku yang salah adalah diriku sendiri, bukan pekerjaan atau lingkungan atau masanya, hanya aku yang tidak bisa mengatur prioritas dan terlena dalam tempurung kenyamanan sementara.
Muter-muter banget sebenarnya isi tulisan ini, yang pada intinya aku hanya iri dengan pencapaian temanku tapi aku belum mampu sepertinya, hahaha. Kadang aku ingin merasa cukup dengan apa yang sudah ada, tetapi kadang aku juga bergejolak ketika melihat pencapaian orang lain, apalagi aku tahu struggle yang dia lewati benar-benar sulit, dan benar tidak ada hasil yang akan menghianati usahanya. Aku gak tahu apa yang akan terjadi dengan hidupku kedepannya, aku punya list-list hal yang masih ingin aku lakukan dan aku capai walau aku belum tahu gimana mulai dan realisasiinnya, tapi planning aja dulu.
Terimakasih story temanku yang membuat aku nulis blog lagi malam ini walau isinya ambur adul tentang hopeless dan ke-iri-an,
xoxo.
Comments
Post a Comment