Skincare Journey

Belakangan ini pas lagi scroll sosmed sering banget nemuin konten per-skincarean ataupun per-makeupan, dari yang awalnya saling sharing dan lucu-lucuan malah jadi saling adu harga dan kualitas, padahal kan masing-masing produk hasil/fungsinya akan berbeda dikulit tiap orang. Harga mahal gak menjamin cocok dan bagus dikulit, pun sebaliknya harga murah belum tentu juga gak bagus hasilnya, jadi bisa-bisa kita buat milih produk yang sesuai sama jenis dan kondisi kulit kita. Btw aku ngomong begini kayak orang paham aja masalah skincare, ahlinya mah boro-boro, wkwk, bahkan sampai sekarang aku belum nemu produk yang benar-benar pas untuk kulit aku, dari yang harga murah sampai yang harga cukup mahal (menurutku) belum ada 1 produk pun yang bikin aku puasss, kayanya perjalanan skincare adalah perjalanan seumur hidup kali ya ~
Oke, aku jadi pengen nulis perjalananan dari pertama aku kenal skincare sampai sekarang.
• Pertama kali aku kenal produk olesan wajah adalah saat aku kelas 2 SMA (sangat terlambat jika dibandingkan zaman sekarang dimana anak SD pun dah pada tahu makeup). Ketika itu pas sore aku dan teman-teman jajan pentol depan rumah, tiba-tiba paman pentolnya bilang "dek, kenapa wajah kamu belang banget", iya wajahku kelihatan banget belangnya, diarea depan gelap sedangkan diarea belakang dekat kuping itu lebih cerahan. Aku jawablah karena aku pergi sekolah naik sepeda yang jaraknya lumayan jauh, mana tiap pulang sekolah cuaca panas banget jadilah bagian tubuh yang gak ketutup terbakar kena sinar matahari (mana dulu aku gak tahu pakai sunscreen dan masker) jadilah tuh gosong segosongnya. Trus si paman pentolnya jawab lagi "Tapi dia gak belang banget kaya kamu tuh",  si paman bilang gitu sambil membandingkan aku dengan temanku yang ada disitu, jadilah aku insecure huhu (padahal zaman dulu belum ada istilah insecure). Sepulangnya dari jajan aku nanya temenku kenapa wajahnya bisa gak belang padahal kena panas, lalu dia jelasin dia pakai krim wajah, jadilah sejak saat itu aku memutuskan ingin memakai krim wajah juga. Tapi karena gak tahu merk apa yang bagus dipakai, aku memilih membeli pelembab wajah merk Ponds (yang sampai saat ini aku gak tahu dan gak ingat alasan aku memilih pelembab itu), harganya kurang lebih 20 ribuan, belinya diwarung dekat rumah, warung sembako lebih tepatnya bukan toko kosmetik, mana ada begituan zaman dulu, hahaha. 










Ini nih bendanya, produk kecintaan aku pertama kali. Beberapa lama setelah pakai ini, kulit wajah aku membaik, wajah yang awalnya belang perlahan-lahan jadi rata warna kulitnya dan wajah juga jadi cerahan, bahkan teman-teman juga pada notice, hehe gile emang gak kaleng-kaleng walaupun produk warung. Aku jadi rutinin pakainya dan berlanjut aku juga pakai sabun wajah dan night creamnya supaya makin bagus. Ya intinya Ponds ini membantu kulitku menjadi lebih baik tapi tidak membuat menjadi cantik juga tentunya wkwk. 


Selain pakai Ponds, zaman SMA aku juga pakai Lip Ice ini biar bibir gak kering dan tampak seger, walaupun juga gak ngaruh. Trus aku juga pakai bedak My Baby yang sebenarnya ini bedak bayi, tapi karena teman-teman banyak yang pakai dan bedaknya juga ringan banget diwajah jadi aku juga ikutan beli, nilai plusnya lagi bedak ini murah banget harganya cuma 3-5 ribuan kalau gak salah waktu itu. Bedak sejuta umat dengan sejuta manfaat pula luvv. 3 Produk diatas adalah kombo skincare + makeup pertama yang aku pakai dimasa-masa remaja, cyeilehh..
• Lalu sampai aku masuk kuliah aku masih setia selalu pakai Ponds karena kondisi kulit aku yang baik-baik saja dan cocok pakai ini, sampai suatu hari negara api menyerang, saat aku kuliah di kota, dimana saat ngampus aku banyak ketemu dengan cewek-cewek yang shining shimering splendid, yang tentunya karena ditunjang juga dengan produk yang mereka pakai, berbagai merk yang bahkan mendengarnya saja aku belum pernah wkwk. Aku yang "terbawa suasana" mulai ingin mencoba hal-hal konyol (dengan minim pengetahuan dan tetep minim dana), suatu hari aku memutuskan membeli krim wajah yang teman aku pakai (padahal aku tahu produk itu non bpom dan mengandung bahan yang tidak baik), tapi aku tetap membeli dengan pertimbangan temanku tidak kenapa-napa memakai produk itu selama bertahun-tahun dan kulitnya putih mulus banget. *Pemikiran awal yang SALAH adalah ingin PUTIH*. Setelah membeli dipasar dekat kos (ada kemajuan dari awalnya beli diwarung sembako, sekarang beli dipasar wkwk), kupakailah krim tersebut dipagi hari saat mau berangkar kuliah, awal pemakaian rasanya agak gatal dan panas, aku yang saat itu tidak tahu bahwa itu adalah gejala iritasi atau produk tersebut tidak cocok dikulit tetap meneruskan makai krimnya keseluruh wajah, sampai pas sore aku pulang kuliah wajah rasanya semakin gatal, merah dan panas. Dan bodohnya aku malah mengoleskan minyak zaitun keseluruh wajah (aku berfikir minyak zaitun akan meredakan iritasi tersebut), tapi ternyata ketika aku bangun pagi..DAMN..Wajah aku semakin PARAH. Parah yang beneran parah seperti operasi plastik gagal atau kaya wajah habis disengat tawon. Seluruh wajah aku bengkak banget, merah banget, beruntusan dan rasanya panas dan gatal. Aku kaget dan nangis, gak tahu harus ngapain. Aku nelpon Odah dan Rizka nyeritain keadaan aku dengan panik, tapi respon mereka biasa aja, dikira mungkin wajah merah atau bruntusan biasa. Tapi pas mereka datang kekos, mereka kaget banget ngelihat aslinya, jadilah kami berangkat ke RS untuk diperiksa didokter kulit. Akhirnya aku dikasih salep iritasi dan disuruh kompres wajah dengan infus NaCl 3 kali sehari, dan juga disuruh stop pakai produk apapun sampai iritasinya sembuh. Selama 2 minggu lebih wajah aku berangsur-angsur membaik, aku benar-benar bersyukur dan tidak akan berani lagi mengulangi hal bodoh tersebut, kapok sekapoknya. Setelah sembuh aku memutuskan kembali memakai Ponds lagi dan melanjutkan hidup hahaha, aku tidak terlalu tergiur lagi nyoba produk-produk aneh apalagi kalau ketahuan itu produk gak aman, tapi kalau produk drugstore mah tetap kepengen nyoba (namanya juga cewek hiks). 
Beberapa produk yang pernah aku coba selama kuliah antara lain ;
 Aku menyebutnya "gincu sejuta umat", karena mayoritas cewek dikelasku pakai gincu ini. Ini adalah produk lippen pertama yang aku pakai, lippen berwarna lebih tepatnya (karena sebelumnya aku cuma pakai lip ice aka lipbalm yang fungsinya buat ngelembabin atau nyegerin bibir doang). Aku tahu produk merk Dolby ini dari temanku, Pinto, dia udah pakai ini dari lama katanya dan sisa seumprit banget waktu aku dan teman-teman lain nyobain, bayangin betapa gak higiennya satu gincu dipakai rame-rame mana itu gincu bekas pula hahaha, zaman dulu mah gak kepikiran. Gincu ini unik banget menurutku, warna batang gincunya yang orange kalau dipakai dibibir jadinya merah/pink, aku yang tolol spechlees banget waktu itu, kaya "betapa ajaibnya produk ini" hahaha, dan ternyata ada produk yang lebih ajaib lagi, nama panggungnya gincu arab, warnanya hijau dan dioles kebibir jadi merah juga, lebih hebat hijau kemerah kan daripada orange, xixixi. Kembali lagi ke Dolby, dengan harga beli kurang lebih 10 ribu dan ngasih manfaat mewarnai bibirmu jadi merona tentunya banyak banget peminatnya terutama mahasiswi ekonomi pas-pasan, jadilah saat itu si Dolby ini dipakai banyak cewek dikampus. Dan kayanya gincu Dolby ini adalah satu-satunya gincu yang kupakai saat zaman kuliah karena aku gak terlalu tau banyak produk lain, pernah nyoba lip cream punya teman tapi ternyata gak cocok jadinya gak nyoba-nyoba produk bibir lagi. 
Mau nambahin cerita lagi, dimasa kuliah aku mulai tahu bahwa ada berbagai jenis produk kecantikan yang ada didunia ini karena melihat produk-produk yang dipakai mahasiswi lain sesuai dengan kastanya. *Disclaimer dulu bahwa "KASTA" disini hanyalah opiniku semata. Dari kasta terbawah berisi aku dan orang-orang segolonganku yang pakai produk drugstore murah (under 30 ribu), tentunya dengan kulit wajah seada-adanya (yang penting bibir berwarna kaga pucat kaya orang tipes wkwk), lalu golongan kasta menengah yang pakai produk 50 ribuan keatas sehari-hari pakainya lipcream dan bedak two way cake dan sejenisnya. Golongan kasta atas kuberikan untuk kawan-kawanku yang rutin pakai produk terkenal kaya wardah (dan merk sejenisnya) yang paketan skincarenya lengkap kaya day n night cream, serum, toner ditambah produk makeupnya kaya bedak, lipcream, dll yang harganya mahal dan tentu saja menguras kantong mahasiswa. Salah satu sohibku yang digolongan ini adalah Rizka, eh Zahra juga deh, cuma karena aku lebih akrab ke Rizka jadinya aku lebih merhatiin kulit dia. Kulit Rizka benar-benar bagus banget, bersih dan mulus, dan aku sempat pengen juga nyobain produk wardah tapi ternyata tidak cocok dikulit aku yang sensitif ini, Alhamdulillah gak cocok, karena kalaupun cocok juga ga bisa kebeli, darimana duitnya wkwk. Trus kasta tertinggi adalah mereka-mereka yang produknya sudah pakai merk highend (saat itu) kaya makeover dan maybelline yang harganya hampir 200 ribuan satu produk doang, btw 200 ribu itu jatah uang belanja mingguanku udah kebeli tuh makan 3 kali sehari, bensin, pulsa, jajan2 dll, lah ini bisa habis buat belanja 1 bedak doang, sangat tidak related wkwkwk. Tapi emang harga gak bisa bohong, cewek-cewek yang pakai high brand memang kelihatan beda banget dari cewek biasanya, mereka terlihat cantik dan elegant, plus enak banget dipandang dan jadi idola cowok-cowok, ftv banget gak tuh.. 
• Jadi dari aku SMA sampai lulus kuliah, produk skincare dan makeup yang kupakai masih seputar itu-itu saja, Ponds (facial foam, day and night cream), Lip Ice, bedak My Baby dan ketambahan lipstik Dolby. Setelah lulus kuliah, aku sempat kerja jadi enumerator riskesdas, disini aku kenal seorang teman namanya Mayang, yang mana dari dia aku kembali kenal produk-produk baru seputar perwajahan, dia anaknya girly banget, cantik pula, dan dia tipe orang yang gak pelit ngasih tau produk yang dia pakai (biasanya cewek-cewek jarang mau ngasih tahu produk kecantikan yang mereka pakai, entah karena takut diikutin atau gimana, gak tau juga), nah dari Mayang aku kenal dan nyoba beberapa produk lagi kaya :

Masker Namo, ini produk pertama yang dikenalkan Mayang, katanya aku harus nyoba ini karena efeknya bagus buat kulit wajah (atau karena Mayang ngeliat wajah aku kusam banget ya waktu itu makanya disaranin), aku sangat senang waktu ditawarin dan langsung ku pakai saat itu juga dengan harapan wajah aku bisa sebagus wajah Mayang, haha tolol. Entah karena sugesti atau gimana aku ngerasa wajah aku jadi terasa bagusan aja gitu setelah pakai, diraba kaya terasa mulus gitu (wkwk mana ada efek seinstan itu padahal), dan aku langsung minta Mayang buat beliin ditemennya, karena saat itu teman Mayang reseller yang jualan Masker Namo wilayah Banjarmasin, harganya 50 ribu kalau gak salah, dan memang worthit karena ini masker organik dan cukup bagus juga kekulit. Tapi aku gak bertahan lama juga sih pakai produk ini, karena efeknya tidaklah senampol itu diaku, aku juga pernah nyobain berbagai variannya, tapi tetap aja lama-lama gak kepakai lagi. 


Produk lainnya yang aku kenal dari Mayang adalah Emina Lip Cream, ini adalah lipcream pertama yang bisa cocok aku pakai, dulu pas kuliah pernah nyobain lipcream punya temen merk wardah dan hasilnya benar-benar jelek dibibir aku, kaya orang habis makan mentega kue ulang tahun, bleber dan ngebuat bibir terasa berat banget, lalu aku berfikir bahwa aku tidak pernah bisa cocok dengan yang namanya lipcream. Tapi ternyata Mayang ngajarin cara pakai lipcream yang benar, dan formula dari lipcream emina ini lebih soft dari wardah jadinya bisa cocok dibibir aku. Harganya kurang lebih 50 ribuan, aku belinya 2 pieces waktu itu warna pink muda dan warna merah sesuai yg direkomendasiin Mayamg untuk ombre lips. Aku pakai produk ini cukup lama sepertinya entah setahun atau dua tahunan gitu, lama kelamaan gak pakai lagi karena bosan dan merasa produknya tidaklah sebagus itu. 
Selain produk diatas sebenarnya banyak produk-produk lain lagi yang dikenalin sama Mayang, tapi aku gak tertarik buat makenya karena udah ngerasa kalau produknya gak cocok diaku, dan aku memang gak suka buat pakai rangkaian skincare ataumakeup yang terlalu banyak, bukannya bagus malah bikin wajah jadi aneh karena memang gak punya skillnya. 
• Gak lama setelah itu aku keterima CPNS, yang mana salah kegiatannya adalah mengikuti diklat/prajabatan, nah saat masa prabatan itu aku tinggal diasrama dengan pola hidup yang baru dan berubah dari kebiasaan harianku. Yang mana kegiatannya kadang panas-panasan dilapangan berjam-jam, lalu pembelajaran diruangan berAC berjam-jam pula, begitu terus setiap hari selama kurang lebih satu bulan dari jam 6 pagi sampai 10 malam. Entah karena itu atau gimana, kulit wajah aku jadi gak keurus lagi kusamnya, pulang dari prajabatan wajahku jadi bruntusan dan super kering, kering banget sampai ngelopek, waktu itu aku masih pakai pelembab Ponds tetapi sepertinya udah gak ngaruh apa-apa kekulit, justru ngebuat makin kusam. Maka kuputuskanlah untuk berhenti memakai Ponds dan mencoba mencari produk lain yang cocok dikulit (jujur rasanya berat banget buat ngelepas Ponds karena udah bertahun-tahun jadi teman setiaku, tapi apa mau dikata kami sudah tidak bisa bersama karena tidak ada kecocokan lagi, macam hubungan percintaan saja huffth..). Setelah searching dan searching aku memutuskan untuk mencoba skincare lokal merk Envygreen.
Aku pakai serangkaian skincarenya dari facial wash, toner, serum, day and night creamnya dan Alhamdulillah cocok diwajah gak bikin purging atau bruntusan setelah pemakaian pertama sejak aku berhenti pakai Ponds, mungkin karena kandungan produknya bahan-bahan alami yang tentunya dikombinasikan dengan klinis. Untuk harga memang cukup mahal karena produknya memang bagus dan aman testandar, satu paket harganya sekitar 300 ribuan dan ini adalah skincare MAHAL pertama yang aku beli sepanjang hidup. Aku pakai ini sekitar 2 tahunan sampai suatu hari kulitku tiba-tiba bruntusan parah banget dan kering banget, semakin dipakai skincare semakin parah efeknya, aku sempat coba beberapa produk lagi waktu itu karena dirasa Envygreen ini udah gak cocok dikulit, tapi apapun produk yang dicoba efeknya selalu bikin kulit makin parah. Aku jadi frustasi dan disarankan Icha pakai salep dokter punya dia karena dia juga pernah kena kasus kulit yang sama kaya ku, setelah pakai itu bruntusannya jadi agak mendingan tapi kondisi kulit tetap kusam dan kering banget. Lama kelamaan salep tadi habis dan kalau mau beli harus konsul kedokternya di Banjarbaru, dan tentu saja aku gak bisa karena gak ada libur waktu itu. Akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi ke dokter kulit diRSUD, dan dari diagnosa dokter katanya kulit aku iritasi karena skin barriernya rusak. Dari obrolan panjang dengan dokter aku menyimpulkan bahwa penyebab kulitku bisa begini karena; 
1. Aku tidak pernah pakai sunscreen, gilee umur dah 24 waktu itu aku belum tahu bahwa sunscreen adalah produk wajib dipakai untuk melindungi kulit dari sinar matahari, terutama buat orang-orang yang banyak aktifitas diluar ruangan. Dokternya sampai spechless gimana bisa ada orang gak pakai suncsreen padahal sunscreen sudah diwajibkan dipakai sejak usia remaja, huhu tolol banget akutuh. Dan hal ini menjadi salah satu faktor utama kulit wajahku berantakan. 
2. Aku tidak membersihkan wajah dengan benar. Ya aku yang seorang pemalas kadang kalau pulang kesorean atau malam dalam kondisi badan capek biasanya udah gak kepikiran buat cuci-cuci lagi termasuk cuci wajah, dan kebiasaan ini ternyata membuat polusi dan sisa skincare/makeup menumpuk didalam kulit yang kalau dibiarkan lama kelamaan akan menyumbat pori-pori dan merusak kulit, dan aku juga gak tahu ada yang namanya eksfoliasi atau pembersihan kulit mati secara rutin (seminggu sekali) untuk ngebersihin sisa-sisa kotoran dan kulit mati yang ada dalam kulit. 
3. Aku tidak pakai skincare dengan benar. So far aku pakai skincare yang aku rasa cocok-cocok aja dikulit tanpa mengetahui jenis kulit, yang penting maunya cerahan aja. Ternyata hal itu tidak tepat, mau semahal apapun produk yang dipakai kalau gak cocok fungsinya dikulit bakal percuma. Selama ini aku pakai envygreen buat ngilangin kusam diwajah tapi gak tahu kalau beberapa kandungan produknya bikin kulit kering, btw saat itu aku baru tahu kalau kondisi kulit aku kering, super kering malah dan sensitif. Jadilah lama-kelamaan pakai produk EG tadi bikin lapisan kulit makin kekikis dan ngerusak skin barrier. 
4. Pola hidup yang tidak sehat juga ngaruh kekondisi kulit, kalau ini aku gak perlu jelasin panjang lebar karena aku penyuka makanan junkfood, gak suka sayur, dan sering banget stress, yang mana hal-hal tersebut juga membuat kulit tidak sehat. Berdasarkan beberapa analisa itulah dokter menyimpulkan kalau skinbarrier aku bermasalah dan kulit perlu diperbaiki secara intens dari dalam. Lalu dokternya nyarani buat makai skincare dia, waduhh disitu aku gak terlalu yakin karena selama ini yang aku tahu kalau skincare racikan dokter itu kadang bikin ketergantungan dan ada beberapa efek samping kalau kita gak pakai lagi (yang tentunya hal ini belum tentu kebenarannya, aku hanya beropini sesuai apa yang pernah aku lihat dan aku dengar), dokternya lanjut ngejelasin produk-produknya ada facial wash, toner, cream dll. Aku awalnya mengira akan dikasih salep atau krim iritasi kaya kasus kulitku kemerahan pas zaman kuliah dulu atau salep kaya yang dikasih Icha dari dokter sebelumnya, tapi ternyata ini treatmentnya beda. Akhirnya aku pikir-pikir dulu sebelum nebus resepnya yang ternyata harganya hampir 1 jutaan, busettt.. iya kalau cocok dikulit, kalau gak apa gak nangis darah ane. Sepulang dari RS, aku buka youtube dan searching tentang permasalahan skin barrier, setelah aku filter dari begitu banyaknya pembahas akhirnya aku sedikit paham bahwa memperbaiki skin barrier bukanlah hal yang mudah dan cepat, tapi perlu bertahap dan penuh kesabaran, dan malah tidak disarankan untuk memakai banyak produk wajah apalagi yang sifatnya mencerahkan dan eksfoliasi karena kandungan-kandungannya aktif dalam produk tersebut akan semakin mengiritasi wajah. Yang perlu dan penting dilakukan adalah menjaga kebersihan kulit dan meningkatkan kelembaban kulit, jadi produk yang wajib dipakai hanyalah facial wash atau sabun wajah, toner yg sifatnya hydrating, pelembab wajah dan sunscreen, itu saja cukup, tidak perlu tambahan-tambahan lainnya. Masalah selanjutnya adalah memilih merk produk yang gentle dan kandungannya fokus untuk menghidrasi, karena banyak sekali video-videonya diyoutube (yang tentunya juga karena sicreator meng-endors atau mengiklankan produk mereka),  aku cukup kesusahan memilih produk apa untuk dipakai, dan kalau salah pilih lagi bisa-bisa wajah aku makin hancur-hancuran. Dan aku menemukan chanel 'Daddy Lifestyle', jadi dia tuh bapak-bapak yang membahas perskincarean dan semacamnya, dan dari sekian banyak video yang aku tonton, punya beliau yang paling masuk akal menurutku, karena tidak ada unsur endorse dan pembahasan produk, kandungan, serta efeknya cukup jelas. Berbekal penjelasan beliau aku memutuskan untuk tidak jadi menebus resep skincare dokter kulit RSUD tadi dan lebih memilih mencoba produk drugstore rekomendasi dari Daddy Lifestyle, beberapa produk tersebut antara lain :

Facial wash atau sabun wajah merk Simple, yang dimana kandungan produknya sesimple namanya, gak ada ingridients macam-macam, non alkohol dan non perfume. Fungsinya cuman buat ngebersihin wajah tanpa membuat kulit kering. Dan Alhamdulillah aku cocok banget sama produk ini, bahkan sampai sekarang hampir 5 tahun lebih aku masih pakai karena cuma ini yang cocok untuk ngebersihin kulit. Udah sempat nyoba produk lain karena sekarang Simple susah dicari dan harganya naik lebih 2 kali lipat, tapi gak ada produk lain yang cocok dikulit bahkan produk dermatologis sekalipun, selalu berasa ketarik atau kering sehabis cuci muka, dan cuma Simple ini yang bisa menjaga kelembaban kulit sehabis cuci muka, jadilah aku tetap harus makai produk ini sampai kapanpun :((( tolong semoga produknya kembali restok dan harganya kembali normal, jujur saja agak sangat memberatkan membeli produk sabun wajah seharga ratusan ribu untuk kaum seperti aku. 

Hydrating tonernya pakai Cosrx Centella Asiatica, ini juga merupakan produk minim kandungan apa-apa, pure centella buat melembabkan dan memperbaiki kulit. Aku juga cocok banget pakai ini sampai sekarang, walau efeknya tidak sesignifikan itu tapi bisa ngebuat kulit wajah tenang dan gak aneh-aneh, udah pernah juga nyobain hydrating toner lain yang lagi hype atau yang katanya bagus banget tapi lagi-lagi gak cocok dikulit wajah aku, dan akhirnya kembali lagi ketoner ini. 
Lalu untuk pelembab dan sunscreennya aku pakai merk cosrx (tapi aku lupa yang varian apa) dan foto produknya juga gak aku cantumin karena aku gak terlalu cocok akai produknya, sebenarnya produknya bagus, ngebantu banget memperbaiki skin barrier aku dan produk ini yang membantu kulit aku pulih dari iritasi dan membaik, tetapi wajah jadinya kusam banget setelah pemakaian. Jadi tuh produknya bagus tapi looknya gak bagus, bingung ngejelasinnya. Intinya produknya hanya aku pakai saat wajah iritasi dan dalam rangka membantu memulihkan skin barrier, setelah itu bye, maafkan aku cosrx, tapi aku tetap bertahan dengan toner centella mu, lupph! 
• Setelah skin barrier ku mulai membaik dan kulitku normal kembali, aku mencoba produk baru lagi untuk mengatasi kekusaman pasca proses sebelumnya, kali ini aku pakai produk drugstore ERHA. Bukan produk dermatologis atau resep dokternya, tapi produk drugstore mereka yang dijual bebas karena gak ada kandungan 'bahan racikan'. Aku tahu produk ERHA karena ada beberapa teman yang pakai produk kliniknya dan hasilnya bagussss banget (catat ya, produk kliniknya dan resep dokter), jadi aku berharap akan mendapatkan hasil pemakaian yang tak jauh berbeda. 





Aku pakai rangkaian produknya dari toner (yang ternyata tidak cocok, sempat beberapa kali pakai doang), serum vitamin c (lumayanlah), day and night cream. Untuk harga ini tuh tegoling lumayan mahal banget menurutku. Produknya cukup bagus dikulit wajah aku, bisa bikin cerah setelah sebelumnya kulitku sangat kusam, tapi efek glowing dan cerah ala produk klinik tidak ada (ya iyalah, ya kali produk drugstore setara produk klinik, bisa tutup kliniknya wkwk). Aku pakai ERHA sekitar setahunan dan memutuskan berhenti karena kulit aku kering kembali dan cukup sensitif, sepertinya karena kandungan vitamin c atau bahan-bahan aktifnya yang kuat membuat wajah aku bermasalah kembali, plus juga harganya mahal banget jadi tidak terlalu berat untuk ditinggalkan. 
• Tidak putus asa, hahaha, aku kembali memulai perjalanan mencari cinta, salah, mencari skincare maksudnya, kali ini aku dilanda kebingungan yang lebih bingung dari biasanya karena aku sudah berulang kali mencoba produk-produk skincare (drugstore) tapi gak ada satupun yang memuaskan, wajah tetap aja kering, bertekstur dan kusam. Aku sudah mencoba dari yang harga murah sampai ke yang mahal tapi efeknya begitu-gitu aja, tidak ada yang sesuai ekspektasi. Sampai suatu hari aku konten disosmed yang menjelaskan bahwa kondisi kulit yang seperti aku alami adalah hal yang wajar dan dialami oleh ribuan bahkan jutaan manusia lainnya, hanya saja karena yang sering kita lihat dilayar sosial media adalah wajah yang mulus (tentunya dibantu makeup dan FILTER) kita jadi berfikir kalau kulit kita jauh dibawah orang normal. Kondisi kulit seiring bertambahnya usia juga masalahnya akan semakin kompleks, karena itu penting untuk kita untuk selalu merawatnya tapi tapi tidak berlebihan tentunya. Aku kemudian juga memahami kulit wajah seseorang yang terlihat paripurna alias cerah, mulus, glowing tanpa noda tidak bisa didapatkan hanya dengan menggunakan produk drugstore semata, tetapi mereka biasanya melakukan perawatan (rutin) diklinik kecantikan dan menggunakan skincare dokter/klinik tersebut, sedangkan bagi kaum low budget yang ingin kulit kinclong serupa pilihan lainnya adalah menggunakan krim dengan kandungan merkuri, hidrokuinon atau zat berbahaya sejenisnya yang kalau kita fikir mana ada orang bodoh yang mau melakukan hal begituan, tapi realitanya dimasyarakat ada bahkan banyak orang yang memilih pilihan tersebut hanya karena ingin 'putih', padahal efek sampingnya sungguh mengerikan. Bagi kaum mendang-mending kaya saya, baik pilihan pertama ataupun pilihan kedua gak bisa dilakukan, jadi jangan bermimpi lagi untuk memiliki kulit princess, kulit terlihat sehat saja sudah patut disyukuri, lagian kalau dipikir-pikir kepengen wajah glowing nan cantik juga buat apa, toh begitu-begitu doang dan akan ada orang-orang yang jauh lebih lagi dibandingkan kita, yang lebih perlu ditingkatkan adalah inner beauty, brain, behavior dan skill/value diri (mulai ngelantur nih guee.
Back to topic, setelah coba tanya-tanya sama sobatku ibu Icha Marshella yang cukup mengerti tentang dunia perskincarean, aku memutuskan untuk memakai produk dari korea yaitu 'Skin1004', berdasarkan pengalaman Icha katanya dia dulu pernah pakai produk ini saat kulitnya bermasalahan dan hasilnya cukup bagus. Aku juga cari-cari info disosmed tentang produk ini dan setelah cukup meyakinkan akhirnya aku beli. Btw aku pakai produk ini baru banget, kayanya akhir tahun lalu dan sampai sekarang sekitar 6 bulanan, hasilnya sih gak bagus signifikan tapi cukup membantu untuk merawat kulit wajahku yang penuh problem ini. Ini nih beberapa produknya yang kupakai :
Pertama aku beli toner dan ampulnya, aku pilih yang varian centella (btw Skin1004 ini punya banyak varian lain sesuai kebutuhan kulitt masing-masing) karena yang centella ini dikhususkan untuk kulit sensitif dan bruntusan, cocok lah untuk kondisi kulitku pas awal pemakaian. Aku belinya yang kemasan mini dulu awalnya karena takut gak cocok dan sayang harganya yang cukup mahal, yang size mini harga 80/90 ribuan untuk pemakaian kurang lebih 3 bulanan. Setelah dirasa cocok dikulit aku akhirnya membeli yang kemasan sedang karena produk ini gak bikin kulitku banyak drama lagi, walau tetap kondisi keringnya masih saja bertahan, aku bahkan sudah coba membeli varian Skin1004 yang khusus untuk kulit kering tapi malah kurang cocok dibandingkan yang varian centella, jadilah aku tetap bertahan pakai yang ini saja. 
Setelah toner dan ampulnya dirasa cocok, aku beli moisturizernya dan Alhamdulillah cocok juga dikulit dan masih aku pakai sampai sekarang. 
Sunscreennya aku juga pakai merk Skin1004, sepertinya ini adalah satu-satunya ss yang cocok diwajah aku setelah berulang kali mencoba pakai merk lain. Pas awal dipakai ssnya emang agak ke-abuan karena ini tipe ss toneup, lama kelamaan dia akan ngeblend diwajah dan bikin wajah cerahan.  
Produk-produk Skin1004 diatas so far emang work dikulit aku walau gak nampol banget, dan sepertinya aku akan memakai rangkaian ini cukup lama kedepannya (semoga saja, karena coba-coba gonta ganti skincare itu sungguh sangat melelahkan), aku harap bisa berjodoh dengan skincrare ini untuk menjaga kelangsungan perkulitanku. Dan bahkan adikku sekarang juga ikutan pakai produk ini, walaupun beberapa produk dia beli sendiri tapi beberapa juga masih minta punyaku, duhh udah harga mahal mana dipakai berdua pula.

Selain pakai skincare daily, aku juga kadang pakai masker wajah terutama saat kulit lagi kering-keringnya. Dulu aku pernah nyoba masker yang bentuknya tube, isinya kaya krim kental gitu dioles tebal kewajah lalu ditunggu sampai kering baru deh dibilas, hasilnya bikin kulit bersih sih tapi kulit jadinya kering dan ketarik (dulu aku belum faham kalau masker kaya gitu gak cocok dikulit kering, atau kalaupun mau tetap pakai setelahnya harus pakai moisturizer),  maskernya kalau gak salah merk ovale/viva/garnier, aku lupa karena belinya zaman kuliah. Setelah itu aku kenal masker Namo (yang ceritanya sudah aku tulis diatas) dan akhirnya gak cocok juga, sampai akhirnya aku tahu kalau jenis masker yang cocok untuk kulit kering adalah sheet mask alias masker tempel yang berisi kaya tisu/kertas basah yang fungsinya untuk menghidrasi kulit. Merk yang jadi langganan aku yaitu sheetmask Rorec (yang ini gambarnya):
Kalau gak salah ini produknya dari Korea, harga satuannya 2-3 ribu, ya semurah itu emang jadinya aku bisa stok banyak sekali beli, efeknya emang gak terlalu kelihatan dikulit, tapi kalau dipakai rasanya enak aja apalagi kalau cuaca lagi panas-panasnya, atau pas setelah aku pulang kerja setelah diperjalanan kulit kebakar matahari pas siang lagi terik-teriknya rasanya kaya cooling banget dipake-in sheet mask. 
Next, lanjut keproduk lainnya, untuk lipcare sekarang aku pakai dari laneige, tapi hanya mampu beli yang kemasan mini size, karena full sizenya gak mampu kebeli, wkwk. Harganya mahal banget, apalagi kalau habisnya barengan sama skincare wajah bisa bikin kantong kering, jadilah beli yang mini saja, harganya 50ribuan.Fungsi produknya benar-benar bagus menurutku karena memang semelembabkan itu dibibir dipakai malam hari sebelum tidur, jadi aku jarang mengalami masalah bibir pecah-pecah (kecuali pas demam / sakit, pakai lipbalm sekarung juga gak mempan kalau lagi panas). Nah kalau paginya aku juga biasa pakai lipbalm sebelum pakai pergincuan. Untuk produk lipbalm aku pakai merk apa aja yang ada dirumah, gak ada produk khusus.
Untuk bodycare, produk ter-oke menurutku adalah nivea body serum ini, karena formulanya cocok untuk kulit kering, gak encer banget gak kental banget juga, dibandingkan dengan merk-merk lain, Nivea ini yang paling cocok diaku. Harganya juga terjangkau sekitar 30-40 ribuan, dan efeknya kekulit juga bagus, melembabkan dan mencerahkan. Masalahnya adalah aku yang tidak rutin atau malas-malasan pakainya, jadi kaya percuma aja huhu, dalam sebulan paling cuma kepake 3 atau 4 kali, jadi 1 tube handbody habisnya bisa 6 bulanan bahkan setahun. Aku gak tahu caranya gimana orang-orang bisa serajin itu pakai skin and bodycare karena aku pakai basic skincare buat wajah aja kadang ogah-ogahan apalagi pakai handbody :((( Badan jadinya agak gersang, kering dan warna kulit yang tidak merata terutama dibagian punggung tangan yang hitam banget dibandingkan pergelangan tangan kebawah.

Bahasan skincarenya segitu dulu, aku mau nambahin nulis produk permakeup-an yang pernah aku pakai dari dulu sampai sekarang. Dulu tuh aku mikirnya makeup itu produk-produk yang bikin dempul wajah (kaya foundation, blush on, bulu mata dll),  tapi ternyata pakai bedak bayi dan liptint pun udah masuk kategori makeup, karena makeup itu maksudnya melapisi bukan hanya mendempuli wkwk. 
Zaman dulu tuh kalau cewek bilang gak tahu makeup bakalan dipuji-puji karena dianggap natural dan gak banyak polesan, kalau zaman sekarang cewek ngomong kayak gitu bakalan dibilang pick me dan dinyinyirin sama cewek-cewek lain karena zaman modern seperti sekarang kodratnya kaya harus merawat dan mempercantik diri, ditambah lagi produk dan klinik kecantikan sudah semarak itu, rasa-rasanya sangat nihil perempuan tidak mengenal atau menyentuh makeup sama sekali, minimal pakai bedak atau polesan bibir. 
Menurutku yang membedakan hanya skill/kemampuan masing-masing orang dalam memakainya, ada yang mampu beli tapi gak pandai makenya (jadi kaya percuma juga), ada yang beli seadanya saja tapi dia pandai makenya (hasilnya akan jadi bagus), ada juga yang memang mampu beli dan skill makeupnya bagus (ini mah dobel kombo, hasil makeup mereka benar-benar bagus, dan orang-orang ini biasanya jadi selebgram atau beauty influencer. Dan jangan salah, sekarang selebgram bukan hanya diisi seleb-seleb kota besar, kota kecil seperti Tanjung aja udah banyak selebramnya). 
Nah diantara beberapa kategori diatas aku masuk ditengah-tengah antara kategori 1 dan 2 (tanggung amat, wkk) aku bisa membeli produk-produk makeup (tapi gak yang mahal banget juga) tapi aku tidak punya skill cara memakai makeup yang baik dan benar. Aku benar-benar pernah makeup full itu saat kelulusan SMA dan wisuda kuliah doang, itu juga dimakeup-in orang dan hasilnya gak bagus-bagus amat karena seadanya banget asal dimakeup dan dulu gak ngerti milih MUA yang cocok dikita, yang penting kepoles aja wkwk. Nyoba-nyoba dandan sendiri paling pas pergi kondangan dan hasilnya juga gak cukup bagus (kalau ketipisan kaya gak ada efek pakai makeup, kalau ketebelan jadi kaya badut/bencong hahaha), jadinya aku gak terlalu suka pakai makeup karena efeknya gak bagus diwajah.
Kalau sehari-hari aku kadang pakai makeup seadanya saja kalau mood, kadang bagus dikulit kadang juga enggak. Beberapa produk makeup yang pernah aku pakai daily (kalau aku cantumin gambar berarti produknya bagus dan cocok diaku, kalau enggak aku tulis bentuk narasi aja). 
• Zaman SMA produk makeup yang pernah aku pakai adalah bedak bayi merk My Baby doang kayanya (gambarnya dah ada diatas). Kalau lip ice dan Ponds itu masuk keskincare untuk ngerawat kulit. 
• Zaman kuliah aku masih pakai bedak bayi dan lipstik Dolby (gambarnya juga udah ada diatas), oh iya lupa kayanya aku juga pernah pakai lisptick merk Purbasari deh, entar deh aku ingat-ingat lagi. 
• Lulus kuliah aku kenal perlippen-an lagi yaitu Emina Lip Cream (gambarnya juga diatas ya ges ya). 
• Pas udah kerja (since 2019), disinilah aku mulai sering coba-coba produk permakeup-an dan sering kena zonk karena gak cocok dikulit. Bahkan dulu gak ngerti jenis kulit, skintone kulit dll (sekarang juga masih gak terlalu ngerti tapi dulu lebih parah, kaya asal comot produk aja). Aku gak terlalu ingat urutan merk produk apa yang pernah aku beli, jadi aku aku runtutinnya dari jenis produknya aja kali ya ;
- Foundation : pertama kali tahu foundation itu dari tante aku (adik mama tapi usianya cuma beda setahun dari aku, jadi aku manggil dia nama aja, nama panggilannya Imis). Nah Imis ini dulu punya makeup yang cukup banyak, jadi aku sering makai produk dia kalau mau pergi kondangan. Trus setelah punya uang sendiri aku juga beli fondi yang padahal itu gak cocok dikulit aku yang kering, shadenya salah warna dan efeknya juga dempul kekulit. Fondi yang pernah aku beli merk LT Pro dan Maybelinne, sekarang aku udah gak pernah pakai gituan lagi karena gak bakal cocok dikulit dan aku juga gak ngerti cara pakainya. 
- Eye Product : Khusus per-mata-an aku juga gak terlalu ngerti. Pakai eyeliner gak cocok malah bikin kaya hantu (dulu pernah nyobain punya Rizka). Eyeshadow dipakai kalau kondangan aja (merknya gak tau, apa yang ada dirumah aja, dan gak bagus juga dipakai karena aku gak ngerti milih warna dan cara pakainya). Eyebrow aku pernah pakai merk wardah yang insta perfect yang ada kuasnya dan sikatnya gitu, ini nih gambarnya :
Si Wardah ini bagus sih dipakainya, cuma harganya cukup mahal (sekitar 80/90 ribuan) untuk hanya sebuah alis wkwk, jadinya sekarang aku pakai merk Azarine yang browcara, emang gak sebagus wardah tapi harganya kurang dua kali lipat. Ini produknya:
Aku kebiasaan dah cocok pakai eyebrow yang bentuknya sikat/brush kecil ya fungsinya buat nyisir alis supaya rapi doang, kalau pakai yg bentuk ukiran atau pensil alis BIG NO, karena gak bisa gambar dan gak bakal simetris, yakin hasilnya bakal aneh bin jelek. 
Lalu untuk maskara aku pakai produk apa aja yang ada dirumah, tapi emang slogan 'ada kualitas ada harga' itu kadang ada benarnya, aku pernah pakai maskara yang harganya murah banget (lupa merk apa) yang ketika dipakai malah ngegumpal. Maskara yang pernah dan sedang aku pakai dan cukup bagus menurutku adalah merk Maybelinne dan Somethinc (aku gak cantumin fotonya ya, karena aku gak picky soal maskara, yang penting gak ngegumpal atau tebal aja). 
- Blush On : alias siperona pipi gak cocok diaku (dan tentunya karena aku gak bisa pakainya), dulu pernah nyoba dan hasilnya malah terlihat kaya tokoh Jengkelin. 
- Concealer : entah kenapa dulu aku sering beli-beli produk random yang aku sendiri gak tahu fungsi dan kegunaanya, salah satunya si concealer ini, asal pake diwajah dan malah bilin kulit rusak bruntusan karena ketololan sendiri. 
- BB Cream : ketololan berfikir mirip concealer, beli karena fomo ngeliat diyoutube orang-orang bagus pakainya, tapi dipakai sendiri jadinya fail alias zonk. 
- Cushion : kenal cushion pertama kali dari sosmed mbak RPS (orang yang menginspirasi aku bikin blog), mbak RPS ini punya kulit yang super duper bagus, ketika ngeliat highlight ig storynya disitu dia jelasin kalau dia pakai cushion yang bisa ngecover kulit wajah agar terlihat lebih baik, dan kandungan cushion ini lebih ringan dibandingkan bb cream atau foundation, hmm kepengenlah saya kan. Akhirnya nyoba beli merk yang sama dengan mbaknya dan pas banget tipe kulit kita sama yaitu kering. Tttapi jenis kulitnya doang yang sama hasil akhirnya beda wkwk karena mbak RPS kulitnya udah bagus dan kinclong bawaan, sedangkan aku yahhh :( Tapi tetap aku pakai tuh cushion karena harganya lumayan dan gak buruk-buruk amat juga dipakai (bisa ngecover, tapi lama kelamaan crack dan cakey banget diwajah), mana salah shade pula, belinya keputihan jadi abu diwajah. Oh iya cushion pertama yang aku beli itu merk Rollover Reaction, harganya kalau gak salah sekitaran 180/190 ribuan, sampai pas cushionnya dah habis ternyata produknya gak restock lagi waktu itu, jadi aku pindah keproduk lain merk Luxcrime yang harganya gak beda jauh. Finish pemakaiannya mirip-mirip sama si Rollover hanya si Luxcrime ini lebih matte, lama-lama kelamaan dia juga agak oksidasi dan cakey diwajah terlebih ketika aku sedang kerja atau tugas dilapangan yang panas-panasan. Salahku juga sok-sok an pakai makeup padahal gak tahu trik dan cara pakainya, yang mana ketika kelapangan bakalan ambyar tu makeup. Kalau sekarang, aku sesekali masih bisa pakai cushion kalau kerja yang sifatnya rapat dalam gedung atau ada undangan hadir keinstansi lain, kalau cuman kerja daily pakai suncreen dan bedak tabur saja lebih dari cukup. Cushion yang aku pakai sekarang merk Makeover (harga sekitar 200 ribuan) yang varian hydrastay (untuk kulit kering), tidaklah sempurna tapi dibandingkan kedua produk lain diatas so far ini yang lebih bagus menurutku, dan (lagi) walaupun salah shade lebih putih dari kulit asli, cushionnya tetap bisa aku pakai tipis-tipis aja. 
Ini nih foto produknya:
- Bedak/Powder : Bedak adalah produk makeup pertama yang aku kenal (selain lip ice), dari yang bedak buat bayi sampai buat orang dewasa. Dan ternyata dari dulu sampai sekarang aku hanya cocok memakai bedak yang jenisnya loose powder atau bedak tabur. Pernah nyoba yang jenisnya padat atau compact powder tapi jadinya malah bikin kering wajah dan jadi crack, padahal bedak padat efeknya jauh lebih bagus untuk ngecover kulit dibandingkan bedak tabur, tapi apalah daya kulitku menolaknya, bahkan pernah nyoba merk-merk lain tapi tetap saja tidak cocok. Jadi kita terima saja takdir untuk menggunakan loose powder dihidup ini. Merk bedak tabur kecintaan aku yang sudah aku pakai selama bertahun-tahun sampai sekarang adalah merk BLP aka By lizzie Parra, ini nih fotonya:
Harganya sekitar 150-200 ribu tergantung ukuran, walau mahal tapi produk ini isinya banyak gak abis-abis, kayanya 1 wadah bisa untuk pemakain setahun lebih deh terlebih karena aku pakainya tipis-tipis aja. Kayanya selain bedak pertama merk My Baby, hanya bedak BLP ini yang cocok dikulit aku. 
- Lippen : last but not leats, makeup produk favorit saya lippen atau pewarna bibir, bahkan jika diberi pilihan hanya boleh memakai satu produk makeup saja untuk keluar rumah, aku akan memilih lippen saja dibandingkan bedak dllnya, karena menurut aku kalau bibir gak dikasih lippen tuh rasanya kaya gak mandi (bahkan mending gak mandi kayanya daripada bibir pucat, wkwk), entah dibilang kaya orang sakit lah, kaya orang tipes, pokoknya ada aja yang bikin insecure karena warna bibir asli yang pucat. Banyak orang yang masih bingung apa sih bedanya lippen dengan lipstick, lip matte, lip cream, lip tint, lip stain, lip velvet dan lip lip lainnya yang jumlahnya mungkin gak terhingga, akupun awalnya gak tahu, tapi gak sengaja baca disalah satu artikel yang jelasin kalau lippen itu adalah induk dari semua jenis per lip lip-an, atau istilah lain tuh lippen artinya produk pewarna bibir sedangkan jenis-jenisnya ada banyak banget kaya lipstick, lip cream dll. Karena aku suka banget sama perlippen-an duniawi, aku pernah beli macam-macam produknya yang sebagian besar gak cocok diaku, entah itu karena teksturenya, salah beli warna, efeknya bikin bibir rusak dan lain sebagainya, kayanya produk lippen adalah yang paling banyak menghanguskan duitku dibandingkan produk-produk lainnya. Aku akan runtutin lippen dan jenisnya yang pernah coba dari dulu sampai sekarang (sesuai yang aku ingat, mungkin juga lupa karena kebanyakan, huhuhu) ;
° lippen pertama ane yaitu lip ice, mungkin ini masuk kategori lip balm kali ya. Dan cocok dong untuk anak SMA, buat nyegerin bibir gitu, zaman dulu sekolah mana ada siswi kepikiran buat ngewarnain bibir beda banget sama zaman sekarang bahkan anak TK dan SD aja udah tau lip tint, omg. 
° Lipstick Dolby, ini udah aku jelasin diatas, gincu sejuta umat pada zamannya, modal 10 ribu dan sedikit olesan mebuat bibirmu menjadi merah merona. Benar-benar dikit banget ngolesnya tipis dibibir, karena dia merahnya bakalan merah BANGET kalau diolesi agak tebelan. Btw Dolby ini jadi salah satu produk gincu andalan yang nemenin aku selama beberapa tahun kuliah, thanks so much Dolby. 
° Lipstick Purbasari, kalau yang ini booming pas semester-semester akhir kuliah, aku juga beli ini karena keracunan kawan-kawan yang banyak pakai ini. Kalau gak salah shade yang aku pakai waktu itu nomor 90 yang warnanya peachy kaya campuran coklat dan orange gitu, kata kawan-kawan warnanya bagus dan cocok dibibir aku, seneng dong wkwk. 
° Lipcream Emina (yang aku dah tulisin diatas),  ini salah satu lippen yang pernah aku suka karena sebelumnya pernah nyobain lipcream punya temen tapi haislnya jelek banget dibibir dan aku mikir aku emang gak cocok pakai lipcream, tapi ternyata si Emina ini mematahkan fikiranku tersebut. Berkat kawanku Mayang, aku mengenal ada lipcream ringan yang cocok dibibir kering. Waktu itu aku pakai shade yang warnanya pink dan merah bata (jadi 2 lipcream aku ombre satu),  gile bener, baru juga bisa pakai lipcream sok-sok an ombre wkwk, tapi hasilnya lumayan bagus kok waktu itu. 
° Liptint Tony Moly, kalau ini belinya karena fomo ngeliat disosmed atau dimana ya aku lupa, kayanya aku beli ini pas kuliah deh, lupa banget. Tapi ini gak cocok diaku, tekstur super cair mleber dan warna terlalu ngejreng. Fail. 
° Lipcream LT Pro, Lipcream Wardah Insta perfect, both fail. 
° Lipcream BLP, fail too, bedak taburnya cocok banget tapi lipcreamnya gak, mana beli 2 macam warna lagi :(
° Lip balm Maybelinne, lupa cocok apa enggak, karena udah lama banget belinya. 
° Lip balm Vaseline, kaga cocok, bukannya bikin bibir lembab malah berminyak kaya makan gorengan. 
° Lip balm Emina, lupa, tapi kayanya cocok-cocok ajasih walau gak bertahan lama pakainya. 
° Liptint Emina, ya lumayan lah waktu itu, aku sempat pakai beberapa lama, cuman ya gituu lah mungkin karena harga Emina yang murah/terjangkau, jadi gak bisa berharap lebih sama produk ini, liptintnya bagus-bagus-bagus warnanya tapi lama kelamaan tu kaya pudar dibagian dalam bibir dan ninggalin tint digaris tengah bibir gitu. 
° Creamy Tint Emina, kayanya ini lippen emina yang paling fail diaku karena yang sebelumnya oke-oke aja, teksturnya kaya velvet gitu, dan aku gak cocok sama lippen yang formulanya velvet, bakalan ngegumpal dibibir. 
° Liptint yang bentuknya kaya stik eskrim gitu, lupa merk implora atau latulip atau yang lain beli karena fomo kata temen bagus dipakai, ternyata setelah beli zonk. 
° Laneige lip sleeping mask, produk lipcare tercintaku sepanjang masa dari dulu sampai sekarang dan kayanya selamanya deh. 
° Lipstick Red A, fail. 
° Lipstick Maybelinne, fail. 
° Lipstick Wardah yang warna batangnya hijau fail, warna putih fail juga, kayanya semua lippen wardah fail diaku. 
° Maybelinne Vinny Ink,  juga gak cocok. Beli produk ini karena mau punya lippen yang longlasting dan ada beberapan teman yang pakai dan testimoni mereka bagus, tapi ternyata diaku fail, bibir jadi kering, kaku dan berasa berat berlapis-lapis. 
° All varian lippen merk Barenbliss, dari lipcream, lip velvet, liptint gak ada yang bertahan lama. Kalau lipcream dan lip velvet aku memang susah cocok sama merk apapun. Yang liptintnya awalnya cocok-cocok aja, tapi hasilnya cepat banget hilang, mana kaya ditengah bibir hilang total warnanya sisa pinggiran bibir doang jadi gak enak dilihat, padahal shade warna produk mereka cukup bagus menurutku tapi aku gak nerusin beli lagi setelah produknya hampir habis. 
° Peripera liptint / Ink velvet, ini lippen korea yang sebenarnya reviewnya bagus dan harganya juga lumayan mahal, tapi entah kenapa tetap gak cocok diaku. Teksturnya, tintnya yang cepet ilang dan sisa tintnya yang gak enak dilihat. 
° Lipcloud tinted Jacquelle, aku gak ingat nemu brand ini dari mana, akubeli yang varian kolaborasi sama Winnie the pooh, dan gak cocok juga diaku lagi dan lagi. 
° Tinted Lippie Azarine, aku beli yang shade strawberry pie, warnannya cakep dan teksturenya kaya cream milk, gakbagus-bagus amat tapi sesekali masih aku pakai sampai sekarang. 
° Liptint Somethinc Ombrella, teksturnya lumayan ringan, warnannya cakep cakep, hanya saja dia gak tahan lama, bahkan aku diem aja seharian ngantor atau setelah minum air putih warnanya langsung transfer, tapi aku suka sama produk ini dan masih bisa aku pakai sampai sekarang, aku beli banyak warna waktu itu karena looknya cakep, tapi setelah dioles kebibir banyak yang gak cocok diaku. Shade yang masih aku pakai sekarang adalah wucu (warna merah bata kecoklat dan warna pink nude/peach (aku lupa nama shadenya). 
° Lipcream Somethinc idol blurry, ini formulanya berlawanan sama yang somethinc liptint, kalau yang ini agak lebih thick karena dia matte. Pemakai dibibir agak bikin bibir sedikit lebih tebal dan itu jadi gak bagus dibibir aku, mungkin dibibir orang yang tipis jadi bagus. 
° Raine lippennya Raisa, gak cocok, harga doang mahal.
Jujur aku capek banget bikin rekapannya gak kelar-kelar sampai berhari-hari berminggu-minggu, dah lah ya aku ga mood lagi.
Intinya lippen yang cocok kupakai sampai sekarang : lipbalm sebamed, makeover lipcrayon yang warna nude buat base, luxcrime lipstain yg warna pink / red brown, lip sleeping mask laneige buat malam. 
Kayanya masih banyak riwayat produk lippen yang pernah aku pakai belum terlist tapi aku udah lupa plus 'mauk' buat nulisnya, rasanya kaya bakar-bakar duit karena ketagihan beli lippen padahal gak cocok dipakai.
Dah ya segini aja.

Comments

  1. Rik..
    Baru baca, lucu banget cerita journeynya, story tellingnya bagus menghibur.
    Tapi ujungnya malah nyerah nulisnya ya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Din!! Sejak kapan main blog :( pulang2! Ini are pribadi bacotan saya

      Delete
    2. GAK MAU AHAHA! Berasa kembali kezaman 2000-an bacain blog-blog orang lol

      Delete

Post a Comment

Popular Posts